“Kami juga sudah lapor ke Dinas Pendidikan. Awalnya ke Pengawas, diteruskan ke Bu Kabid, kemudian kepala dinas, dan diteruskan ke Bupati Jember,” jelasnya.
“Untuk barang-barang di dalam perpustakaan tertimbun material dari atas seperti alat-alat (mata pelajaran) IPA dan lainnya. Untung kerusakan tidak sampai ke buku. Alhamdulillah (tumpukan buku di rak), posisinya ada di sebelah barat,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Jember Widodo Julianto menyampaikan. Hari Minggu (7/1) kemarin, sudah melakukan assessment.
Kemudian, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas PU Cipta Karya dan Dispendik Jember.
“Selasa besok (9/1/2024), kami akan melakukan peninjauan bersama. Terkait kejadian longsor ini. Dinding tembok ruang perpustakaan itu jebol, akibat tidak kuat menahan dinding pembatas wilayah urukan tanah perluasan lahan yang dilakukan pengembang perumahan,” ucap Widodo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Menurut Widodo, akibat terjadinya tembok ambruk itu, diduga adanya perluasan lahan perumahan. Namun, tidak dipertimbangkan kekuatan dinding pembatas di samping sekolah.
“Karen itu timbunan tanah ditinggikan terdiri dari campuran dengan material juga. Jadi ngantong (menampung) air,” ujarnya.
“Sedangkan lokasinya di sebelah SD yang dilakukan untuk perluasan lahan. Dimungkinkan timbunan tanah yang ditinggikan, tidak kuat menahan resapan air. Karena kan hujan yang cukup deras beberapa hari belakangan,” imbuhnya.
Diketahui, untuk tembok perpustakaan yang jebol kurang lebih berukuran 8 meter.
“Nantinya dimungkinkan juga kita akan meminta pertanggung jawaban dari pihak pengembang perumahan. Karena kan ada dampak dari kejadian ini, seperti apa bentuk tanggung jawabnya ya nanti kita lihat dari hasil pengecekan besok,” ungkapnya.
“Kami juga akan menerjunkan Tim Jitupasna untuk menghitung dampak kerugian,” singkatnya.//////












