“Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang tulus kepada mahasiswa dan elemen masyarakat, serta menjadikan kegiatan pengabdian ini sebagai cerminan nyata dari dedikasi kami terhadap pembangunan berkelanjutan,” ungkap Yeddid Yonatan.
Dalam penelitian, Agung Fauzi Hanafi, salah satu peneliti utama dari Mechatronic & Renewable Energy Poliwangi Research Group, menjelaskan bahwa desain dari pembangkit listrik ini dirancang dapat beroperasi meski dalam aliran dangkal.
“Jenis sistem pembangkit ini memiliki keunikan di mana ia mampu beroperasi secara baik meskipun perbedaan ketinggian dari sumber air hanya sekitar 0.5 meter,” kata Agung Fauzi Hanafi.
Teknologi ini, kata Agung, menjadi solusi efisien untuk daerah dengan topografi yang beragam, memastikan bahwa teknologi ini dapat diterapkan di berbagai lokasi di Kabupaten Banyuwangi.
Pentingnya dukungan dari rekan-rekan sejawat juga menjadi faktor kunci dalam keberhasilan pengabdian masyarakat ini. Dwi Ahmad Priyadi, S.Pt., M.Sc., Ari Istanti, S.P., M.P., Halil, S.Pd., M.ST., dan Sandryas Alief Kurniasanti, S.ST., M.M., merupakan beberapa dosen yang turut andil dalam pengembangan dan implementasi proyek ini.
“Tanpa kolaborasi yang erat antara dosen-dosen tersebut, pengabdian masyarakat ini tidak akan mencapai tingkat kesuksesan yang dicapainya saat ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Agung Fauzi Hanafi menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada sinergi antarunsur masyarakat akademis. “Penerapan inovasi ini memerlukan kolaborasi yang kokoh antara peneliti, akademisi, dan masyarakat. Dukungan dari teman-teman sejawat sangat penting dalam menyelesaikan proyek ini dengan sukses,” tambahnya.
Dengan selesainya kegiatan ini, diharapkan proyek Pembangkit Listrik Hydro Vortex dapat menjadi solusi inovatif dalam memenuhi kebutuhan air bersih di Kabupaten Banyuwangi, sekaligus meningkatkan kualitas infrastruktur penerangan jalan untuk kesejahteraan masyarakat.