“Dulu pernah kejadian, satu SMP favorit dipenuhi rombongan dari salah satu sekolah dasar, karena nilai raportnya tinggi-tinggi. Tetapi setelah dites, siswanya tidak bisa apa-apa,” ujarnya.
Ia menambahkan, jalur domisili bisa menjadi salah satu alternatif bagi siswa yang belum mendapatkan sekolah. Kuotanya pun lebih besar, yakni 40% dari pagu sekolah. “Jika pakai jalur domisili, dipilih yang terdekat,” tutupnya.
Sementara itu, banyak orang tua siswa yang kecewa. Menurutnya, sistem ini tidak adil. “Bagaimana jika SD tersebut memiliki jumlah rombongannya banyak kelas,” tanyanya.
“Jujur saja, kami tidak tahu harus bagaimana. Kalau dulu cukup belajar dan punya nilai akhir bagus yang bisa menyesuaikan dengan kemampuan untuk sekolah favorit atau tidak. Jika sekarang ribet dan bikin mumet,” keluh salah satu wali murid./////////











