“Selain memudahkan transisi moda, skybridge ini berpotensi menjadi landmark baru di Banyuwangi. Apalagi, Pelabuhan Ketapang menjadi jalur penting dari Jawa ke Bali. Kami berharap struktur ini menjadi ikon yang menarik,” tambah Ipuk.
Ipuk berharap desain arsitektur skybridge mengusung kearifan lokal sebagai identitas Banyuwangi. “Produk properti dengan arsitektur yang mengadopsi kearifan lokal bisa menjadi landmark atau ikon baru pariwisata. Kami mengapresiasi dukungan pemerintah pusat melalui Kemenhub dalam pembangunan skybridge,” tegas Ipuk.
Sementara itu, Amirullah dari Sesditjen Kemenhub menyatakan bahwa Banyuwangi memiliki posisi strategis sebagai pintu keluar masuk Pulau Jawa di wilayah timur, dengan sektor pariwisata yang berkembang pesat.
“Melihat potensi ini, Kemenhub ingin memaksimalkan moda transportasi yang ada di Banyuwangi. Di sini, kami mengintegrasikan moda darat dan laut dengan membangun skybridge antara Stasiun Ketapang dan Pelabuhan Ketapang,” jelas Amirullah.
Tentang panjang lintasan skybridge, Amirullah menyebut bahwa pembahasan masih berlangsung dengan Pemkab Banyuwangi untuk menentukan rute. Namun, pembangunan infrastruktur ini dijadwalkan dimulai pada bulan Agustus tahun ini, jika semua persiapan telah selesai.
“Anggaran sudah kami alokasikan, tinggal DED (detail engineering design) masih direview oleh tim Pemkab Banyuwangi, karena akan disesuaikan dengan kearifan lokal. Rencananya, skybridge ini juga akan dilengkapi fasilitas untuk UMKM Banyuwangi sesuai semangat Banyuwangi yang ingin memajukan UMKM lokal,” papar Amirullah. (*)
