Klinik Rohima juga mengungkapkan bahwa pemanfaatan fitur skrining melalui aplikasi
Mobile JKN bukan hanya memudahkan peserta dalam mengenali risiko kesehatannya, tetapi juga mendukung pelayanan promotif dan preventif di fasilitas tingkat pertama.
Dengan adanya hasil skrining yang bisa diakses secara digital, tenaga medis dapat melakukan asesmen lebih cepat dan akurat saat pasien datang ke klinik. Hal ini sangat membantu dalam proses edukasi dan konseling, terutama bagi peserta yang tergolong memiliki risiko tinggi terhadap penyakit kronis.
“Bagi kami di fasilitas tingkat pertama, fitur skrining ini sangat mendukung edukasi ke pasien. Ketika mereka datang ke klinik, data dari hasil skrining online bisa kami akses dan gunakan untuk konseling lanjutan, terutama bagi peserta dengan hasil berisiko tinggi” terangnya.
la menjelaskan bahwa berdasarkan pengalaman klinis, banyak peserta yang sebelumnya tidak sadar bahwa gaya hidup mereka berisiko tinggi, misalnya karena konsumsi makanan tinggi gula, kurang olahraga, atau memiliki anggota keluarga dengan penyakit serupa. Setelah hasil skrining keluar, edukasi lanjutan pun diberikan.
“Pasien yang terdeteksi berisiko akan kami edukasi secara personal. Mereka tidak langsung diberi obat, tapi diminta mengubah gaya hidup lebih sehat, mulai dari makanan, pola tidur, hingga kebiasaan rutin memeriksa tekanan darah. Ini jauh lebih efektif dalam jangka panjang” tambahnya.
Partisipasi peserta dalam skrining sangat menentukan keberhasilan pencegahan penyakit kronis. Jika masyarakat mulai sadar dan rutin memantau kesehatannya, beban layanan kesehatan bisa berkurang dan kualitas hidup masyarakat akan meningkat.
“Masyarakat jangan tunggu sakit dulu. Skrining itu cara untuk mengenali musuh dalam diam. Kalau sudah muncul gejala, sering kali sudah terlambat. Jadi lebih baik mencegah sejak sekarang, dan jangan lupa selalu ingat melakukan pola hidup sehat.” pungkasnya.(rahmat)











