Dalam kompetisi ini, setiap tim diberikan 100 soal matematika yang harus diselesaikan dalam waktu maksimal 30 menit. Penilaian dilakukan berdasarkan kecepatan dan ketepatan jawaban untuk memilih sepuluh tim terbaik yang akan maju ke babak semifinal. Di babak kedua, tim-tim tersebut akan berkompetisi untuk mendapatkan poin sebanyak mungkin.
Bagi lima tim yang lolos ke babak final, mereka akan menghadapi tiga ujian. Pertama adalah sesi Gasing Nyoto, di mana mereka harus menjelaskan konsep perkalian dan pembagian. Kemudian, sesi Carem Logika akan menampilkan atraksi kebudayaan yang disertai dengan permainan gasing. Acara ditutup dengan sesi Jempol dan puzzle untuk menentukan pemenang akhir.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menambahkan bahwa Olimpiade Gasing ini diikuti oleh siswa SD dari seluruh Banyuwangi. Tiap kecamatan mengirimkan tiga delegasi terbaiknya sebagai satu tim.
“Para siswa ini dipilih berdasarkan prestasi mereka dalam pelatihan gasing. Ribuan siswa SD telah mengikuti pelatihan ini, dan tahun ini kita akan memperluas program ini ke siswa SMP,” kata Suratno.
Para pemenang Olimpiade tingkat kabupaten ini akan dipersiapkan untuk mengikuti Olimpiade Gasing tingkat nasional dan internasional, yaitu “Asia Science and Mathematics Olympiad for Primary and Secondary School (ASMOPSS)”.
“Akhir tahun ini, Banyuwangi akan menjadi tuan rumah ASMOPSS yang akan diikuti oleh siswa-siswa terbaik dari seluruh Asia,” pungkas Suratno. (*)












