Yang unik, program ini juga melibatkan pemuda setempat sebagai “pasukan pengendara” yang siap mengantar para bidan desa dan paramedis kapanpun dibutuhkan. Untuk memastikan “kuda besi” selalu dalam kondisi prima, sebuah bengkel khusus didirikan dengan jadwal perawatan rutin setiap 2.000 kilometer.
“Agar selalu siap beraksi dalam kondisi darurat,” tegas Mansetus, menjelaskan filosofi Program Manajemen Sarana Transportasi dengan sistem kerusakan minimum ini. Berkat inisiatifnya, jarak dan medan yang sulit bukan lagi penghalang bagi pelayanan kesehatan di pelosok Flores Timur.
Atas dedikasinya tersebut, Mansetus menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Awards untuk tahun 2010 yang diselenggarakan oleh Astra.











