Dalam upaya jangka panjang, Andreas juga menekankan pentingnya memperkuat ketahanan pangan berbasis komunitas.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah pengembangan produksi pangan lokal melalui pemberdayaan kelompok tani dan wirausaha muda di sektor agribisnis.
“Ketergantungan terhadap pasokan dari luar wilayah meningkatkan risiko volatilitas harga. Oleh karena itu, diversifikasi sumber pangan dan penguatan produksi lokal harus menjadi prioritas dalam kebijakan pangan nasional,” ungkap Andreas.
Evaluasi terhadap operasi pasar di Malang menunjukkan bahwa meskipun intervensi harga telah dilakukan, tantangan utama masih terletak pada distribusi yang merata dan ketepatan sasaran penerima manfaat.
Andreas menegaskan bahwa pemerintah perlu mempercepat distribusi beras SPHP serta memperkuat koordinasi antar lembaga dalam operasi pasar agar intervensi yang dilakukan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga mampu menciptakan stabilitas harga yang lebih berkelanjutan.
“Ke depan, sinergi antara penguatan produksi pangan lokal dan efisiensi distribusi diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam menjaga ketahanan pangan dan melindungi daya beli masyarakat di tengah dinamika ekonomi nasional,” tandas Andreas Eddy Susetyo.
Andreas rencananya akan meninjau langsung proyek bioflok budidaya gurame yang dikelola Karang Taruna Mulyoagung serta green house pembibitan cabai milik Pemuda Muhammadiyah Dau serta berdialog dengan kelompok pemuda dan pelaku usaha tani ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi strategi jangka panjang dalam membangun ketahanan pangan berbasis komunitas.
Sementara itu, informasi dari Bulog wilayah Malang bahwa operasi pasar dilaksanakan sejak 24 Pebruari sampai 28 Maret di seluruh kantor pos yang ada di wilayah Malang raya.










