Rio Patennang Ingin Lestarikan Pandusiar Parlo Salah Satu Budaya Lokal yang Unik di Kabupaten Situbondo

by -1241 Views
Wartawan: Kadari
Editor: Herry W. Sulaksono
Mas Rio Saat Mencoba Menjadi Pandusiar di Acara Pernikahan

Deri rabhuna Bapak Anwar, kalonghuen epon Olean, obeng 30 ebu ropia, sombhengan Anyar, Saterosepon epon deri rabhuna Ibu Anwar kalonghuen Olean, tellor 2 Kg, Beres 4 Kg obeng 50 ebu ropiah, Kembalian, (Dari hadirnya Bapak Anwar, Alamat Desa Olean, Uang sebanyak 30 ribu rupiah, sumbang baru, Dan selanjutnya dari hadirnya Ibu Anwar Beralamat Desa Olean, telur 2 kg, beras, 4 Kg, uang sebanyak 50 ribu rupiah berupa kembalian)”.

Hal ini menjadi tradisi di acara pernikahan Situbondo dan menciptakan suasana pernikahan lebih meriah dimana selain pandu siar membaca para undangan yang hadir namun juga kerap kali mengajak para hadirin undangan tertawa lepas dengan kelucuan kelucuan yang sering diucapkan oleh pandu siar.

Tak jarang setiap acara pernikahan di Kabupaten mengunakan jasa Pandu Siar.
Hal ini mendapat tanggapan dari Yusuf Rio Prayogo yang akrab dipanggil Mas Rio ‘ patennang’ untuk bisa menjaga tradisi budaya lokal, karena satu satunya pandusiar ini yang ada hanya di Kabupaten Situbondo.

“Pandusiar adalah kebudayaan lokal Situbondo disetiap ada hajatan pernikahan pasti mengunakan jasa Pandusiar, nah ini cukup unik dan menarik yang terus perlu kita jaga dan kita rawat karena memiliki cara cara tersendiri yang dimana di kota lain belum tentu ada dengan budaya lokal seperti yang ada Situbondo,” ujarnya, Jumat, (28/6/2024).

Mas Rio juga berkomitmen untuk mengadakan lomba Pandusiar setelah jadi Bupati Situbondo.

“Saya ingin lestarikan Pandu siar (Hajatan Mantenan) di Kabupaten Situbondo, dan berkomitmen untuk mengadakan lomba Pandusiar setelah jadi Bupati Situbondo nanti, doakan ia mas,” ucapnya.

iklan warung gazebo