Rio Patennang Ingin Lestarikan Pandusiar Parlo Salah Satu Budaya Lokal yang Unik di Kabupaten Situbondo

by -1241 Views
Wartawan: Kadari
Editor: Herry W. Sulaksono
Mas Rio Saat Mencoba Menjadi Pandusiar di Acara Pernikahan

Situbondo, seblang.com – Budaya lokal Situbondo yaitu, yang dijuluki Pandu siar menjadi tradisi khas Situbondo yang tidak dimiliki oleh kabupaten-kabupaten lainnya.

Jasa Pandusiar seringkali kali digunakan untuk meramaikan sebuah hajatan pernikahan, dimana Pandusiar bertugas sebagai pembaca undangan pernikahan yang hadir dengan gaya yang cukup unik.

Pandu Siar memiliki suara khas dan gaya yang unik untuk menciptakan suasana hajatan pernikahan lebih meriah lagi, namun pandu siar juga terkadang dipandang sebelah mata karena tradisi ini sudah mulai jarang digunakan khusus di perkotaan Situbondo.

Padahal pandu siar ini salah satu tradisi khas yang sudah melekat sejak turun menurun, dimana jasa jasa pandu siar ini kerap kali digunakan untuk menciptakan suasana lebih ramai dengan suara suara Pandu siar yang terdengar di setiap hajatan pernikahan di pedesaan pedesaan Kabupaten Situbondo.

Tugas fungsi Pandu siar ini cukuplah rumit perlu keahlian selayaknya host di acara acara tertentu, Pandu Siar menggunakan bahasa daerah halus ‘engi bhunthen‘ yaitu, bahasa Madura yang diucapkan melalui Mikrofon (pengeras suara) untuk mengumumkan siapa saja undangan yang hadir sejak mulainya acara pernikahan sampai selesainya acara pernikahan tersebut.

Bukan saja nama nama para undangan yang hadir disebut, tetapi apa yang sudah disumbangkan ke acara pernikahan baik menggunakan uang maupun barang atau tenaga semua diumumkan dengan gaya yang sangat unik.

Mengunakan bahasa Madura yang terus diucapkan oleh pandu siar, satu persatu undangan dibacakan mengunakan pengeras suara dengan ciri khas gaya suara yang cukup unik mengunakan bahasa daerah Situbondo, Contoh salah satu kalimat yang sering kita dengar diucapkan oleh pandu siar menggunakan pengeras suara yaitu.

iklan warung gazebo