Sementara Susi Sudarmanto, Kepala Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro menjelaskan, krisis air beraih di desanya selalu terjadi saat musim kemarau. Ini karena secara topography wilayah Kunjorowesi berada di lereng gunung Penanggungan. Sehingga tidak bisa membuat sumur biasa.
“Ada sekitar 1500 KK yang krisis air bersih setiap musim kemarau. Warga yang krisis air bersih ada di Dusun Kandangan dan Dusun Kunjoro,” kata Sudar.
Menurutnya, Pemerintah Desa selalu berkoordinasi dengan Kecamatan dan Pemerintah Daerah dalam menangani masalah air bersih di Desa Kunjorowesi. Selama ini, Kata Sudar, selama musim kemarau, Pemerintah Kabupaten selalui menyuplai air bersih pada warga terdampak.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah krisis air berlih langganan ini. Mudah mudahan ada solusi untuk masalah ini,” ungkapnya.
Sementara data Badan Penaanggulangan Bencana Daerah (BPBD), jumlah penduduk yang terdampak kekeringan air bersih mencapai di Mojokerto totalnya 7.589 jiwa atau 2.409 KK. Rincianya, Desa Kunjorowesi sebanyak 4.937 jiwa atau sebanyak 1.556 KK, di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Noro total 1.861 jiwa atau 597 KK serta Desa Duyung totalnya 791 jiwa atau 256 KK./////










