“Kami berterima kasih atas kehadiran para sastrawan dari seluruh Indonesia dan Asia Tenggara yang telah hadir di kegiatan Jambore Sastra Asia Tenggara di Banyuwangi. Kehadiran semua sastrawan di Banyuwangi sangat berarti bagi pengembangan sastra lokal juga pengenalan budaya daerah ke kancah yang lebih luas,” kata Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah, Sabtu (26/10/2024).
Guntur menjelaskan bahwa Pemkab Banyuwangi rutin menggelar festival sastra sebagai upaya untuk menghidupkan kecintaan pada sastra di kalangan pelajar dan warga. Festival sastra tahun 2024 menampilkan dan mengkompetisikan sastra tidak hanya berbahasa Indonesia, namun juga sastra berbahasa Using, Jawa, dan Bahasa Inggris.
“Festival sastra kita gelar bukan hanya perayaan karya sastra, tapi juga momen penting merenungkan kembali bagaimana sastra berperan dalam merevitalisasi bahasa daerah,” kata Guntur.
Sastrawan Malaysia, Mohamad Saleeh Rahamad mengungkapkan kebanggaannya dapat hadir di Banyuwangi. “Bertemu dengan para penyair antar negara untuk berbagi pengalaman yang berharga,” katanya. Ia juga berkesempatan membacakan puisinya dalam buku antologi Puisi “Ijen Purba” dengan judul “Lelaki-Lelaki Perkasa Banyuwangi”.
Acara pembukaan dirangkai dengan peluncuran buku Antologi Puisi Jambore Sastra Asia Tenggara “Ijen Purba: Tanah, Air dan Batu”. “Buku antologi puisi tersebut berisi karya 200 penyair yang hadir di Banyuwangi pada Jambore ini,” kata Ketua Dewan Kesenian Blambangan Hasan Basri.
Tema “Ijen Purba: Tanah, Air dan Batu” dipilih karena Gunung Ijen sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada tahun lalu. Ini adalah salah satu cara Banyuwangi untuk mengenalkan Geopark Ijen lebih luas ke manca negara lewat jalur sastra. (*)