“Hingga saat ini, SAS telah mengumpulkan dana Rp 27,71 miliar dan menjangkau lebih dari 250 ribu siswa,” ungkap Sugirah. Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder siswa, mulai dari seragam sekolah, sepatu, tas, alat tulis, hingga uang saku.
Program ini kemudian berkembang menjadi beberapa varian, yaitu Sekolah Asuh Sekolah, Sekolah Asuh Stunting, Sekolah Asuh Sampah, dan Sekolah Asuh Sungai. Melalui Sekolah Asuh Sekolah, dana SAS dari sekolah berkemampuan lebih disalurkan ke siswa kurang mampu di sekolah lain.
Sejak 2023, program ini juga merambah ke bidang lingkungan dengan melibatkan siswa dalam perawatan sungai di sekitar sekolah dan pengelolaan sampah sebagai bentuk pendidikan lingkungan sejak dini.
“Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus berinovasi lebih baik ke depan,” tutup Sugirah. (*)











