Selain memberikan edukasi dan pelatihan, PMI Banyuwangi juga menginisiasi pembangunan rumah dengan konsep retrofitting. Program ini berjalan selama tiga tahun dan sejak 2023 kembali dilanjutkan dengan dukungan penuh Pemkab Banyuwangi. “Bahkan, sejak beberapa tahun terakhir, fokus program tidak hanya di wilayah perkotaan, melainkan juga menyasar kawasan rawan gempa lainnya,” tambah Mujiono.
Ketertarikan terhadap program Banyuwangi juga diungkapkan Mohamed Rezaul Karim dari Bangladesh Red Crescent Society. Ia menilai sinergi antara PMI dan pemerintah daerah di Banyuwangi merupakan praktik baik yang layak ditiru. “Kami melihat adanya kerja sama yang baik antara PMI dan Pemkab dalam menjalankan program. Di Bangladesh hal ini belum berjalan seperti itu, sehingga apa yang dilakukan Banyuwangi patut dicontoh,” ungkap Karim.
Sementara itu, Shelter Advisor dari Delegasi IFRC Indonesia, Wahyu Widianto, menuturkan bahwa Banyuwangi dipilih sebagai lokasi kunjungan karena programnya dinilai berhasil dan bisa menjadi rujukan bagi negara lain. “Kami membawa rombongan Palang Merah dari berbagai negara ini karena di Banyuwangi ada hal baik yang bisa dipelajari,” kata Wahyu.