Malang, seblang.com — Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura terus mendorong peningkatan produktivitas tebu lokal. Salah satu langkah yang dilakukan adalah penggunaan varietas benih unggulan BL (Bululawang) yang kini menjadi pilihan utama para petani di wilayah tersebut. Upaya ini bertujuan untuk mendukung peningkatan rendemen dan menjaga stabilitas produksi di tengah kondisi cuaca ekstrem.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Kabupaten Malang, Ir. Avicenna M. Saniputera, M.T., M.H., menjelaskan bahwa pola tanam tahun ini tetap disesuaikan dengan kebutuhan petani dan kondisi lapangan.
“Sesuai dengan permintaan petani, untuk tahun depan pola tanam akan kita sesuaikan lagi dengan musim. Bulan Mei–Juni biasanya sudah mulai tanam. Sekarang memang waktunya menanam, dan panennya diperkirakan sekitar sebulan lagi,” jelas Avicenna saat ditemui pada kegiatan tanam tebu bongkar ratoon di Desa Sudimoro, Kecamatan Bululawang, Rabu (5/11/2025).
Avicenna menegaskan bahwa seluruh petani tebu di Kabupaten Malang kini menggunakan varietas BL (Bululawang) karena hasilnya terbukti stabil dan lebih unggul dibanding varietas sebelumnya.
“Bibit benih yang dipakai adalah varietas BL. Dulu kita punya varietas Pringu, tapi untuk periode awal sudah tidak cocok lagi, sehingga tidak kita teruskan. Sekarang semuanya pakai BL karena kualitasnya bagus dan lebih unggul,” ujarnya.
Saat ini, rendemen tebu Kabupaten Malang berada di angka 7. Namun, pemerintah menargetkan rendemen bisa meningkat melalui perbaikan kultur teknis budidaya.
“Rendemen sekarang 7, tapi harapan kita bisa naik di atas 10, idealnya sampai 11,5. Ini yang terus kita upayakan bersama petani,” tegasnya.
Menurut Avicenna, para petani menargetkan kegiatan tanam selesai pada akhir November, berbarengan dengan masa tutup giling pabrik.
“Petani berharap akhir November sudah selesai tanam. Kita sekarang menunggu dropping benih agar segera tercukupi, sehingga saat pabrik tutup giling, tanaman juga sudah selesai di lapangan,” ungkapnya.
“Dampaknya jelas ada. Kalau lahannya becek, kendaraan tidak bisa masuk. Sampai ada yang pakai sepeda motor digonceng kiri kanan untuk mengangkut hasil. Panen sulit, mengolah juga sulit. Tapi kita tetap berjuang bersama petani,” katanya.
Hingga September 2025, produksi tebu di Kabupaten Malang tercatat mencapai 2,7 juta ton, dan angka tersebut dinilai sesuai target menjelang akhir tahun.
“Produksi sampai September 2,7 juta ton. Target kita sampai akhir tahun juga di angka 2,7 juta ton. Tahun lalu sekitar 4 juta ton sampai akhir tahun,” terang Avicenna.
Pemerintah Kabupaten Malang bersama para petani terus mengoptimalkan produksi tebu dengan langkah-langkah strategis seperti penggunaan varietas unggulan BL, peningkatan rendemen di atas 10 persen, penyesuaian waktu tanam sesuai musim, serta antisipasi dampak cuaca ekstrem di lapangan.
Upaya berkelanjutan ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mendukung program kedaulatan gula nasional.////////////










