“Adanya IG untuk kopi Banyuwangi sangat penting. Ini tidak hanya untuk pemberdayaan, tetapi juga perlindungan. Kami sangat terbantu dengan kebijakan ini,” ujar Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Banyuwangi ini.
Haryono yang akrab disapa HO ini mengungkapkan, luasan lahan perkebunan kopi Banyuwangi mencapai 9.700 hektare yang tersebar di 7 kecamatan penghasil kopi. Penggiat kopi dari Kalipuro hingga Kalibaru, imbuhnya, sebagian telah mendapatkan nomor IG, tinggal menunggu sertifikat yang belum turun.
Selain itu, menurut HO, harga kopi robusta yang dulunya berkisar di harga Rp15-20 ribu per 200 gram kemasan, tiga tahun terakhir terus meroket hingga Rp. 45 ribu per 200 gram untuk Robusta, Rp. 55 ribu Kopi Lanang, Rp. 65 ribu untuk Arabika, dan Kopi Luwak Rp.195 ribu dalam kemasan yang sama.
“Kenaikan ini menjadi bukti keberhasilan program Bu Ipuk dalam mendorong legalitas dan pengembangan sektor pertanian kopi,” imbuh Owner Kopi Lego ini.
Ipuk Fiestiandani mengaku senang melihat program-program yang dijalankan bermanfaat untuk masyarakat. “Alhamdulilah, kami senang program yang digulirkan berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Ipuk berkomitmen untuk terus memperkuat berbagai program yang telah berjalan baik. “Program ini akan kami tingkatkan agar lebih banyak masyarakat berdaya ekonomi dan desa semakin maju,” katanya.///////










