Banyuwangi, seblang.com – Kawasan Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kembali memanas. Di lokasi Petak 56, suasana tampak mencekam ketika ratusan warga menggelar aksi demonstrasi menuntut penutupan tambang emas milik PT Bumi Suksesindo (BSI) di Gunung Tumpang Pitu, Senin (22/12/2025).
Para demonstran menyuarakan kekecewaan mereka terhadap aktivitas pertambangan yang dinilai telah menyebabkan kerusakan lingkungan semakin parah. Mereka menilai eksploitasi tambang telah merusak alam dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat sekitar.
Salah satu perwakilan warga, Tritresno Sukowono, menyampaikan bahwa masyarakat merasa dizalimi.

“Kami dizalimi. Gunung Tumpang Pitu yang dulunya hijau dan subur, sekarang dikeruk hingga gundul hanya demi keuntungan perusahaan dan oknum pejabat,” ujarnya.
Menurut Tritresno, keberadaan tambang membawa banyak dampak negatif, mulai dari kerusakan lahan, pencemaran sumber air, hingga hilangnya habitat satwa liar.
“Kami sudah tidak bisa lagi mendapatkan air bersih seperti dulu. Tanah yang sebelumnya subur kini menjadi kering dan tidak produktif,” tambahnya.
Aksi demonstrasi ini merupakan bagian dari rangkaian protes yang telah lama dilakukan warga untuk menuntut hak-hak mereka. Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas dan lebih mengedepankan kepentingan warga serta kelestarian lingkungan dibandingkan keuntungan ekonomi semata.
Sebelumnya, beberapaa saat lalu aksi protes di kawasan tambang tersebut sempat berujung ricuh. Ratusan warga menyerang dan membakar gudang serta sejumlah infrastruktur tambang. Insiden itu menyebabkan dua warga dan beberapa personel kepolisian mengalami luka.

Di sisi lain, PT BSI menyatakan komitmennya terhadap pertambangan berkelanjutan dengan upaya melindungi, meminimalkan, serta memulihkan dampak lingkungan akibat operasional tambang. Perusahaan mengklaim telah menerapkan konservasi air, sistem daur ulang air tertutup, reklamasi progresif, dan reboisasi lahan, baik di dalam maupun di luar area tambang. Selain itu, BSI juga menyebut telah berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja, peluang usaha bagi pelaku lokal, serta program pemberdayaan masyarakat.
Namun demikian, warga menilai berbagai komitmen tersebut belum direalisasikan secara nyata hingga saat ini.
Menyikapi situasi yang semakin memanas di wilayah Petak 56, pihak kepolisian mengimbau para demonstran untuk mencari solusi bersama di Mapolsek Pesanggaran. Kapolsek Pesanggaran, AKP Maskur, menyampaikan pendekatan persuasif kepada warga sehingga situasi dapat diredam.
“Saya tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Polsek adalah rumah kita bersama. Mari kita cari solusi terbaik di Polsek, kita jaga perdamaian dan persaudaraan,” pungkas AKP Maskur.///////////












