Selain mencatat omzet besar, CFD juga menjadi sarana pembinaan bagi UMKM. Diskop UMP mendatangkan praktisi untuk membantu pelaku usaha meningkatkan daya tarik produk mereka. Evaluasi dilakukan mulai dari tampilan kemasan, variasi produk, hingga cara menawarkan dagangan kepada pengunjung.
“Kami dorong inovasi supaya dagangannya laku. Ada pedagang yang hanya menjual seadanya, akhirnya tidak laku. Itu yang kami bantu perbaiki,” jelas Nanin.
Aturan ketat juga diberlakukan bagi peserta CFD. Pedagang yang absen hingga tiga kali berturut-turut tanpa izin langsung dicoret dari daftar peserta, dan slotnya diberikan kepada UMKM lain yang masuk waiting list.
“Aturan ini agar semua pelaku usaha punya kesempatan yang sama. Karena peminatnya banyak, perlu ada sistem yang disiplin,” tambahnya.











