“Anak jangan langsung digendong saat dipindahkan. Minta mereka menggerakkan tubuh secara aktif ke arah yang diinstruksikan,” jelasnya.
Pelatihan ini mendapat respons positif dari peserta. Wartini, salah satu orang tua ABK penyandang Cerebral Palsy, mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru.
“Anak saya usia 11 tahun tapi masih ngesot, belum bisa berdiri tegak. Dari pelatihan ini saya tahu cara yang benar untuk melatihnya berdiri,” tuturnya.
Guru SLB Negeri Banyuwangi, Ariensa Gita Pralistyo, juga merasakan manfaat besar. Menurutnya, teknik yang dipelajari membuat dirinya lebih paham soal keamanan tulang dan cara memperlakukan siswa dengan hambatan fisik berat.
“Selama ini kalau mengangkat anak ya langsung saya angkat. Ternyata itu berbahaya untuk tulang punggung mereka. Saya juga belajar pentingnya komunikasi aktif agar anak mau melakukan gerakan,” ujarnya. (*)











