Madiun, seblang.com– Dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh TS (65) pengasuh Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Nailul Munaa yang berada di Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun berujung pada laporan oleh pihak keluarga dengan nomor :STTLPM/61.a/V/2024/SPKT/POLRES MADIUN/POLDA JATIM,pada Sabtu,04/05/2024.
Dugaan penganiayaan yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren dialami oleh LS (11) warga Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun saat korban selesai piket berjaga toko di lingkungan pondok milik saudara LK.
Disampaikan orang tua angkat korban DR (45), jika kejadian bermula saat anak angkatnya selesai piket berjaga toko milik pondok dan korban menuju asrama putri untuk ganti pakaian untuk berangkat ke sekolah. Kemudian korban LS mendengar keributan di lantai dua dan mencari tahu keributan bersama rekan korban berinisial HM. Setiba di lantai dua,LS dan HM melihat terduga TS marah-marah kepada santrinya karena kamar yang ditempati santri dalam keadaan kotor.
“Anak saya mendengar keributan di lantai dua dan mencari tahu keributan bersama HM,saat naik di lantai atas (lantai dua) ternyata sudah ada pengasuh,kemudian pengasuh tiba-tiba marah kepada anak-anak lain lantaran kamar yang ditempati para santri kotor. Dan pengasuh menurut cerita anak saya kemudian mengejar anak-anak yang turun di lantai satu disuruh untuk membersihkan kamar yang kotor tersebut,” ungkap orang tua korban.










