Adapun komunikasi kita menggunakan bahasa Inggris kalau pemain enggak bisa, anggap saja bisa gitu, kan enggak semua pemain timnas itu bisa bahasa Inggris, tambahnya.
Lebih lanjut dia berpesan untuk adik-adik yang masih menggeluti di dunia sepak bola. Apabila sudah mencapai usia 17 tahun dan merasa sudah tidak mampu bersaing adik bisa beralih ke yang paling mudah di usia itu adalah perwasitan .
Karena untuk skill pemain sekarang dalam usia 15 tahun sudah nampak bisa lanjut atau tidak untuk menjadi pesepakbola profesional.
“Karena di perwasitan tidak pernah mengenal nama besar siapa yang bagus dan siapa yang fisiknya bagus, kompetensi di lapangan, dia akan bisa mencapai di puncaknya,” ujar Fuad.
Berbeda dengan dunia kepelatihan, lanjut dia, rata-rata di Indonesia, seorang pelatih harus membawa nama besar saat dia menjadi pemain. Padahal sebenarnya seorang pelatih tidak harus seorang mantan pemain tetapi umumnya di Indonesia sementara ini masih seperti itu.
‘Dunia perwasitan bisa juga kita jadikan sebagai mata pencaharian, kalau memang ada semangat kerja keras dan kesungguhan. Wasit idola kalau saya di internasional wasit Masimo Busaka. Kalau wasit nasional idola saya Romadhon asal Malang,” pungkasnya./////











