“Hari berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 telah menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini. Apa yang digagas oleh Budi Utomo, Kartini, dan para embrio bangsa kemudian dirumuskan oleh Bung Karno sebagai jembatan emas kemerdekaan,” ucapnya lagi.
Pesan Bung Karno akan pentingnya mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa pada jalan kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahwa diujung jembatan emas akan selalu ada kemungkinan membawa indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa bung karno, bahagia bersama atau menangis bersama.
Bahwa saat ini Indonesia berada di fase kebangkitan kedua yang berbeda dengan perjuangan fase pertama dari seabad lalu, dimana tantangan dan peluang baru muncul dengan kemajuan teknologi sebagai penanda zaman baru.
“Inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari, kecepatannya bak lompatan quantum dalam dua dekade terakhir. Dunia seakan mengerdil, semua semakin mendekat di depan mata. Bonus demografi menunjukkan bahwa 60% penduduk Indonesia dalam dua dekade ini adalah tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru bagi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi,” tambah Walikota.
Pada pernyataan Presiden Joko Widodo, dalam beberapa kesempatan, telah menekankan pentingnya memanfaatkan bonus demografi ini untuk menjadi negara maju dalam sepuluh hingga lima belas tahun ke depan.
“Kita tidak boleh keliru dalam menentukan langkah-langkah ke depan. Bonus demografi harus dikelola dengan kebijaksanaan, salah satunya melalui adopsi teknologi digital,” ujar Santoso menutup sambutannya.
Sebagai informasi, disela upacara juga diluonching Program Arsip Vital (Proarvita), yang ditandai dengan penandatangan pernyataan komitmen bersama oleh Walikota Blitar dan Sekda Kota Blitar. (adv/kmf)












