“Kami berdua bersama Abah Anton niatnya ibadah, jadi dalam membangun kota Malang kita kombinasikan antara anggaran APBD dengan program CSR, kalau berharap dari APBD menunggu pengesahan yang waktunya bisa berbulan bulan, padahal ada dana CSR yang yang bisa dimanfaatkan dikombinasikan anggaran APBD Kota Malang,” kata Mas Dim.
Mas Dim bercerita, pada saat Abah Anton menjadi Wali Kota Malang (2013-2018) ada kampung warna warni, namun setelah Abah Anton tidak menjabat, kampung warna warni dan kampung tematik lainnya hilang seperti ditelan bumi karena tidak ada yang meneruskan.
“Untuk itu dalam membangun kota Malang dibutuhkan pemimpin yang punya pengalaman dikombinasikan dengan pemimpin yang kreatif, banyak perusahaan sudah antri menunggu yang akan menggelontorkan dana CSR ini untuk membangun kota Malang,” jelasnya.
Program CSR ini nantinya turun dalam bentuk barang atau program, bukan berbentuk dana, “Jadi kalau kita mau merawat dan memperindah kampung tematik dan kampung warna warni, perusahaan perusahaan tidak memberikan uang tapi nantinya berbentuk barang, kalau saya di Jakarta bekerja di bidang kesehatan ya memberikan alat alat kesehatan pada masyarakat di daerah,” tandas Dimyati Ayatulloh pada jamaah.
Dalam pengajian Mergosono Bersholawat ini juga dihadiri calon Wali kota Malang nomor urut 3 Abah Anton pada Kyai, tokoh agama, tokoh masyarakat dan 500 jamaah yang hadir dalam pengajian tersebut.//////











