Banyuwangi, seblang.com – Di pelosok desa Banyuwangi, terselip kehidupan para pande besi yang gigih mempertahankan tradisi leluhur. Meski digempur produk pabrikan, mereka tak gentar, justru mengasah kualitas hingga mengorbit ke berbagai penjuru Nusantara.
Kandar Nurhadi, salah seorang pande kawakan di Dusun Kendal, Desa Sumberbaru, Singojuruh mencerminkan semangat itu. Dibesarkan di lingkungan pande turun-temurun, ia mewarisi pengetahuan mencetak perkakas dari kakeknya, Mbah Kawit, sang perintis.
Hingga kini, pesanan masih mengalir dari berbagai daerah seperti Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, hingga Sumbawa. “Biasanya kalau pesanan spesial seperti ukiran, membutuhkan waktu lebih lama. Saya pernah membuat pedang dengan selongsong berukir pesanan khusus,” ungkap Kandar yang telah 35 tahun menggeluti profesi ini.
Pande Besi di Banyuwangi bukan sekadar memproduksi alat pertanian dan dapur, namun juga mampu menghasilkan senjata seni seperti pedang dan golok berukir. Bahan baku utama adalah baja, dipilih untuk menghasilkan ketajaman dan keawetan maksimal.










