Banyuwangi, seblang.com – Nguri-uri sekaligus melestarikan kesenian asli Banyuwangi, Jawa Timur, warga sekampung di Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi, patungan mendirikan kesenian Jaranan Buto. Seni jaranan karya Setro Asnawi, yang tercipta pada Tahun 1964 tersebut, diberi nama Suryo Jati Manunggal .
Begitu pemaparan Mbah Selamet, salah satu tokoh pendiri Jaranan Buto di Dusun Ringinpitu, Desa Plampangrejo, saat wartawan seblang com singgah di kediamannya, Senin (5/6/2023) malam.
Saking kepinginnya memiliki kesenian jaranan buto, kakek kelahiran Tahun 1942 tersebut sangat salut kepada warga Dusun Ringinpitu, karena seluruh warga sangat antusias memberikan sumbangsih baik berupa dana maupun pemikiran. Hasil yang didapat, kemudian dibelikan gamelan dan seperangkat alat pementasan jaranan, pada Tahun 2020.
Untuk panjak gamelan, wayang atau penari jaranan ini menurut Mbah Selamet, ditarikan dan ditabuh oleh pemuda dusun setempat. Setahun kemudian jaranan Suryo Jati Manunggal, mulai dipentaskan. Alhasil, dari pementasan atau gebyakkan awal di Tahun 2021, jaranan tersebut menuai antusias dari warga, karena pertunjukkannya cukup bagus, sesuai pakem.
“Jaranan ini berdiri pada Tahun 2021, dan sudah kami daftarkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi,” jelasnya.
Untuk pakem jaranan buto, menurut Mbah Selamet yang juga pemain kesenian Ludruk ini, dari tariannya memakai pakem tari lincak gagak . Penari memakai kostum kesatria, dengan riasan layaknya wayang raksasa atau buto. Menunggang kuda yang juga bergambarkan wayang jenis butakala, termasuk barongnya.











