Ia menambahkan, di luar negeri media bahkan diposisikan sebagai unit khusus dalam simulasi perang karena perannya yang vital. Indonesia, dengan segala kekayaan sumber daya, menurutnya sangat berpotensi menjadi sasaran perang informasi, sehingga kolaborasi antara aparat pertahanan dan media mutlak diperlukan.
“Media adalah bagian dari organisasi perang modern. Kita harus punya kesadaran kolektif agar media bisa menjadi benteng kedaulatan bangsa,” tegasnya.
Acara berlanjut dengan perkenalan jajaran perwira Lanal dan juga jurnalis yang hadir lalu dilanjutkan dengan diskusi santai seputar pemberitaan di Banyuwangi.
Forum kemudian ditutup dengan ramah tamah. Bukan sekadar temu kangen, tetapi menjadi simbol nyata pentingnya kolaborasi media dan aparat pertahanan dalam menjaga stabilitas keamanan serta memperkuat peran Banyuwangi sebagai daerah maritim strategis.///////