“Pak Sekda tadi juga menyampaikan, kalau Bank Jatim mampu melakukan itu, saya yakin Bank Jatim makin ada di hati seluruh rakyat Jawa Timur,” bebernya.

Sementara, Ketua DPD REI Jawa Timur, Mochamad Ilyas, menegaskan komitmen pengembang untuk mendukung program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo. Namun, ia mengakui masih banyak kendala teknis di lapangan, terutama dalam perizinan.
“REI Jatim berkomitmen penuh mendukung program 3 juta rumah. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak kendala, terutama soal perizinan yang sering memakan waktu panjang. Ada daerah yang mengurus PBG bisa sampai setahun, padahal aturannya hanya 15 menit,” ujar Ilyas.
Menurutnya, seluruh kendala tersebut telah disampaikan langsung kepada Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Mendagri Tito Karnavian, serta Menteri PKP Maruarar Sirait, disaksikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim. Ia berharap semua usulan segera ditindaklanjuti agar tidak menghambat program strategis nasional ini.
Hingga kini, realisasi pembangunan rumah di Jawa Timur baru mencapai 14 ribu unit, menempati peringkat ke-4 nasional. Padahal, Jawa Timur memiliki jumlah penduduk hampir 30 juta jiwa dan anggota REI terbesar di Indonesia.
“Kontribusi ini masih kecil. Dengan sisa waktu sekitar 2,5 bulan hingga akhir tahun, kami menargetkan tambahan 3.000 hingga 4.000 unit rumah agar posisi Jawa Timur bisa lebih baik,” tegas Ilyas.
Ia menambahkan, di Malang saat ini telah hadir rumah tipe 30/60 dan tipe 36/66 dengan harga mulai Rp300 jutaan. Konsep ini dinilai sebagai role model nasional karena wujud nyata political will dalam mewujudkan rumah murah bagi masyarakat.
“Program sejuta rumah tidak mungkin berjalan tanpa kolaborasi dengan pemerintah daerah. Dan konsep di Malang bisa menjadi contoh nasional,” tandasnya.
Kunjungan Menteri PKP ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memperluas akses perumahan bersubsidi sekaligus menggerakkan perekonomian lokal melalui penguatan peran pengusaha daerah.