Lahan sorgum yang dipanen kali ini memiliki luas 0,5 hektare dengan varietas Super-1. Benih ditanam sejak 17 Januari 2025 dan dipanen bukan untuk konsumsi, melainkan untuk pembenihan. Tanaman sorgum ini bisa dipanen hingga tiga kali dari satu kali tanam. “Sudah ada pesanan dari petani di Ngawi dan Wonogiri. Di Blora, tanamannya bisa tumbuh tinggi dan hasilnya bagus,” tambah Chriswanto.
LDII juga berperan sebagai pendamping tidak hanya pada proses penanaman dan panen, tapi juga menjamin rantai penjualan sebagai off taker hasil panen.
Dia juga menyampaikan rencana LDII untuk menyampaikan langsung kepada Presiden agar pengembangan sorgum menjadi agenda nasional.“Kalau tidak ada yang membeli, buat apa kita minta petani tanam. Jadi kami siap salurkan hasil panen sorgum. Bahkan kami akan minta dukungan dari Kementerian Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan produk turunannya,” ujarnya.
Sementara Bupati Blora, Arief Rohman, menyampaikan apresiasi kepada LDII atas inisiatif pengembangan tanaman sorgum didaerahnya.
Menurut dia, sorgum merupakan tanaman menjanjikan yang tidak hanya menghasilkan biji untuk pangan, tetapi juga batangnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. “Blora punya populasi ternak sapi terbesar di Jawa Tengah. Jadi sorgum sangat cocok dikembangkan disini,” kata Arief.
Lebih lanjut dia optimistis Blora bisa semakin kuat sebagai lumbung pangan Jateng dan berharap luas tanam sorgum di Blora dapat terus diperluas dan bersinergi dengan sektor peternakan.
“Padi kita surplus sampai 70 persen, produsen tertinggi kelima di Jateng. Jagung kita terbesar kedua setelah Grobogan. Ditambah tebu dan kini sorgum, posisi Blora makin kokoh sebagai sentra pangan nasional,” pungkasnya./////











