Berdasarkan data BPS 2022, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tangerang masih sekitar 1,52 persen (nasional 2,04 persen), kemudian prevalensi stunting di Kabupaten Tangerang berdasarkan SSGI 2022 sebesar 21,1 persen (nasional 21,6 persen). Target 2024 adalah 0 dan 14 persen.
Oleh karena itu, dia meminta Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk menguasai data dan detail permasalahan yang ada di wilayahnya. Kolaborasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah akan sangat membantu untuk menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem dan stunting. “Pemerintah dengan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah harus satu,” ucap Muhadjir.
Lebih lanjut Muhadjir berpesan,dalam membangun sekolah Muhammadiyah juga harus memiliki data sebaran umur peserta didik yang didapat dengan berkolaborasi dengan pemda, serta melibatkan universitas.
“Saya mohon Universitas Muhammadiyah AR Fachruddin mempelopori agar kita mulai melakukan edukasi warga Muhammadiyah untuk bergerak dengan data,” ucapnya.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyampaikan, pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Tangerang memang memerlukan kolaborasi dengan organisasi masyarakat. “Pembangunan Kabupaten Tangerang supaya bisa dirasakan seluruh warga masyarakat Tangerang maka perlu berkolaborasi dengan organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Semoga bisa terus berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten Tangerang,” ucapnya.












