Lebih lanjut dia menuturkan selama ini ada asumsi sebagian masyarakat mendengar selam identik dengan olahraga dalam air yang ada di tengah laut, padahal kenyataan tidak demikian karena ada nomor- omor yang dilombakan di kolam renang.
Ada beberapa pertimbangan jajaran pengurus kabupaten Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Banyuwangi tidak melaksanakan program sosialisasi ke sekolah-sekolah, antara lain; selam merupakan olahraga tergolong baru. Dari sekolah-sekolah terutama guru olahraga yang belum banyak mengetahui dan mengenal olahraga selam sehingga belum siap untuk melatih murid-muridnya.
“Paling tidak dengan melihat langsung lomba selam mereka akan mengetahui olahraga selam yang sesungguhnya hampir seperti olahraga renang tetapi memakai alat,” tambah Yusuf.
Purnawirawan TNI AL itu menambahkan pihaknya menyadari tidak semua wilayah kecamatan memiliki kolam renang yang ukuranya memenuhi standar. Untuk itu dia menyarakan kepada para peselam bisa memanfaatkan kolam renang wisata yang ada untuk berlatih.
“Di Banyuwangi kolam yang standar nasional hanya ada di GOR Tawangalun dan ada program latihan bersama setiap hari Minggu. Mereka yang sehari-hari berlatih di kolam wisata dan tidak standar bisa ikut berlatih bersama untuk adaptasi sekaligus mampu mengoptimalkan potensinya dalam berlatih selam,” pungkas Yusuf.












