Perjalanan ke Kawah Ijen dengan rute yang cukup ekstrim mungkin menjadi hal yang biasa bagi sebagian pengunjung dan wisatawan, terutama bagi professional pendaki gunung dan kalangan usia yang masih belia.
“Tapi bagi saya yang berumur 55 Tahun dan suami tercinta yang untuk pertama kalinya mendaki Gunung Ijen ini adalah “A Winner” suatu kemenangan,” tambah ibu satu putri tersebut.
Perjalanan diawali bangun jam 3:00 pagi di tempat penginapan. Selanjutnya berjalan sekitar satu jam menuju start point dan tepat pukul 4:00 pagi mulailah pendakian.
Pada hari Sabtu suasana weekend lumayan ramai suasananya, yang 60 wisatawan adalah tourists asing dari; Perancis, England, Singapore dan lain-lain.
Medan yang menanjak baginya tidak terasa melelahkan, bahkan terkalahkan dengan udara pagi yang segar dengan pemandangan hamparan hijau pegunungan ditambah matahari yang mulai merekah memicu semangat untuk segera sampai ke kawah. “Saya bener-bener jatuh cinta desa di kekitar Ijen Resort, bener-bener “Hidden Paradise”,”pungkasnya.
Beberapa tahun lalu Sri Giati, bersama alumni KS 86 Fisip Unej pernah datang dan berkunjung ke beberapa destinasi yang ada di wilayah selatan, mulai : Alas Purwo, Trianggulasri, Pulau Merah dan Teluk Hijau yang ada di wilayah Pesanggaran Banyuwangi. Selain itu juga menikmati aneka macam kuliner khas Banyuwangi serta memetik langsung buah naga di dalam suasana kebun yang terang dengan lampu pada malam.”////











