Melihat Harmonisasi Keberagaman Kehidupan Beragama di Banyuwangi Pastikan Berkunjung ke Antaboga

by -4915 Views
Wartawan: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono


”Jadi disini jangan berpikiran sempit atau fanatik kepada agama tertentu. Disini tujuannya bebas dalam agama, dalam kerukunan dalam penegakan UUD dan Pancasila.,” tambahnya.

Dalam situasi tahun politik seperti saat tidak jarang politisi dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia, termasuk politisi lokal Banyuwangi datang ke Antaboga untuk melakukan ritual, baik dengan membawa pendamping dari daerahnya maupun minta bantuan dan bantuan sesepuh yang ada di Antaboga..


Mereka datang untuk melakukan ritual dengan maksud dan tujuan masing-masing. Tetapi biasanya politisi atau calon kepala desa biasanya datang dan melaksanakan ritual sebelum proses pemilihan.

Lebih lanjut Mangu Gimin mengatakan para politisi yang datang berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia. Mulai dari wilayah Indonesia timur hingga Indonesia bagian barat pernah singgah di Antaboga.

“Ada yang dari Maluku bahkan dari Pulau Sumatra mereka datang ke Antaboga. Apalagi yang dari Bali itu ga bisa dihitung. Dari Banyuwangi apalagi, jelas banyak,” ujar Gimin.

Terkait tujuannya, Gimin mengaku mereka melakukan ritual berharap proses politik diberi kelancaran dan menang.”Ada banyak yang datang ritual ke Antaboga dan saat ini duduk menjadi pejabat di kota ini,” tegasnya.

Beji Antaboga memang bukan tempat wisata biasa. Tempat ini memang sakral. Antaboga dulunya hanya hutan dengan dianugerahi mata air yang melimpah. Sejak dari dulu tempat ini kerap dijadikan tempat melakukan sembahyang oleh umat Hindu dari Bali.

Antaboga dipercaya sebagai petilasan Rsi Markandeya, penyebar agama Hindu di Bali. Sebab, menurut Gimin, ada candi Gumuk Payung di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu. Menurut dia, umat Hindu meyakini Antaboga sebagai penglukatan.

Apabila ingin berwisata ke Beji Antaboga dapat ditempuh sepeda motor atau mobil sekitar dua jam perjalanan dari pusat Kota Banyuwangi. Lokasinya masuk kawasan pengelolaan KPH Banyuwangi Barat.

Pengunjung tidak dianjurkan membawa mobil setipe seda, jalan yang dilalui lumayan berat utamanya satu kilometer sebelum ke titik Beji Antaboga, wisatawan harus melaju perlahan karena melintasi jalanan makadam dengan bebatuan milik Perhutani./////

iklan warung gazebo