“Kami memberikan pemahaman atas produk keuangan, baik tentang pembiayaan, kredit atau pinjaman,” ujar Mufid.
“Juga nantinya kalau mereka sudah panen, maka kita juga bantu memberikan pemahaman tentang mengelola keuangan yang tepat. Baik itu tabungan atau investasi,” sambungnya.
Terpisah, Kepala Desa Karangpring Ahmad Sahri, adanya program Sekolah Akuntansi Rakyat tersebut. Memberikan kemanfaatan bagi masyarakat petani kopi di wilayah setempat.
Sehingga mereka sudah mempunyai bekal untuk nantinya bisa mengelola keuangan dengan baik dan benar.
“Adanya program ini menjadi penting. Terlebih potensi kopi di wilayah kami (Desa Karangpring) cukup bagus. Selain tentunya potensi-potensi pertanian lainnya,” ucap Sahri.
Terkait potensi ekonomi pertanian kopi di wilayahnya. Untuk kualitasnya sudah mulai berlevel nasional. Bahkan untuk pemasarannya, juga dinilai cukup luas.
“Kami disini memiliki kebun kopi yang bermacam-macam jenis dan luasannya, mulai dari 1 hektar sampai 5 hektare. Serta hasil setiap tahunnya juga tidak sama, kadang 3 ton, 5 ton, dan yang paling banyak sampai 7 ton,” ujarnya.
“Dengan adanya edukasi ini, dari keseluruhan kurang lebih ada 200 petani. Khususnya petani yang dari desa itu ada 35 orang (untuk komoditas kopi). Akan mendapat edukasi yang tepat soal literasi keuangan. Sehingga bisa mengolah keuangannya dengan tepat,” tandasnya.//////












