Situbondo, seblang.com – Puluhan ribu warga Situbondo memadati kampanye pasangan calon Bupati muda Yusuf Rio Wahyu Prayogo dan Ulfiyah, di alun-alun Kota Situbondo, Rabu, (20/11/2024) malam.
Pasangan calon bupati muda ini yang akrab disapa Mas Rio dan Mbak Ulfi berasal dari keluarga sederhana, memilih untuk menggelar kampanye akbar yang sederhana dengan tema kampanye kecil. Dukungan kuat dari tujuh partai koalisi dengan total 35 kursi DPRD menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Mas Rio dan Ulfiyah.
Dalam kampanyenya, Mas Rio menekankan pentingnya perubahan bagi Situbondo. Ia berjanji akan fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pemberdayaan UMKM. Warga Situbondo antusias menyambut program-program yang ditawarkan oleh Mas Rio. Mereka berharap adanya pemimpin muda yang bisa membawa angin segar bagi Kabupaten Situbondo sehingga benar benar Situbondo naik kelas.
Dalam orasi yang sangat menggema di tengah tengah puluhan ribu masa pendukung, mas Rio mengatakan, jika dirinya dihina, dicaci karena dianggap anak muda yang tidak mampu dalam materi baik gagasan ide untuk Situbondo namun pada faktanya Mas Rio dapat dukungan dari 7 koalisi gemuk.
“Saya dikatakan, saya tidak punya uang untuk mencalonkan diri sebagai Bupati muda Situbondo, itu benar saya memang tidak punya banyak uang, namun saya punya semangat dan tekad yang kuat untuk Situbondo tercinta,” ucapnya sepintas dalam sebuah orasinya.
Mas Rio juga menyampaikan dalam orasinya Situbondo milik kita bersama. “Situbondo milik kita bersama, bukan milik penguasa,” serunya.
Tidak kala menariknya Calon Bupati Muda Mas Rio pertama kalinya membaca puisi didepan puluhan ribu Masyarakat Situbondo dengan judul, Puisi Diponegoro Karya Chairil Anwar yang cukup berkesan dengan semangat patriotik harus terus-menerus dikobarkan dalam dada untuk melanjutkan pembangunan bangsa dengan mencontoh keteladanannya.
Puisi Diponegoro karya Chairil Anwar adalah sebuah karya sastra yang sarat akan makna dan semangat perjuangan. Chairil Anwar, sebagai penyair angkatan 45, berhasil mengemas sosok Pangeran Diponegoro menjadi simbol perlawanan dan semangat nasionalisme yang membara.
