“Ide dari seorang pemimpin harus tersampaikan dengan baik, untuk itu tolong Pemkot Malang bisa memberikan tempat atau space yang strategis, di beberapa wilayah maupun luar negeri itu disediakan tempat khusus untuk menyampaikan aspirasi. Sehingga tidak hanya gambar foto calon tapi ide masukan dan saran dari masyarakat, sehingga terwujud dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat,” ungkap Fuad.
Selain itu, dirinya meminta Dinas terkait untuk menindak tegas pamflet atau banner para calon yang tidak memenuhi ketentuan, “Tidak ada tebang pilih, ketika ada banner yang tidak berizin habiskan semuanya, Satpol-PP harus kenceng (tegas),” tandasnya
Dari pantauan awak media, pamflet bergambar calon yang akan bertarung untuk menduduki singgasana N1 kota Malang. Selain diduga tak berizin, penggunaan simbol-simbol pemerintah dan juga dimanfaatkan untuk sosialisasi profilnya secara gratis karena tidak ada korelasinya.
Kritik pedas di salah satu grup datang dari Arif Wahyudi yang menulis apa yang dilakukan salah satu penjabat pemkot di WAG (02/07) merupakan hal yang kurang patut terkesan penjabat tersebut “Kebelet kampanye 🤣,”
Fajar inisiator Dialogika dalam diskusi publik pemuda berbicara di Pendopo satu (5/07) menanggapi pernyataan tersebut mengatakan jika penjabat tersebut bukan lagi kebelet tapi sudah kecirit kampanye./////












