Adapun lokasi jualan bisa memanfaatkan sarana prasaran dan fasilitas yang sudah ada. Misalnya di area kantor-kantor, disepanjang jalan maupun di rumah – rumah pribadi penduduk setempat.
Disamping warga tidak perlu mengeluarkan investasi untuk membangun tempat khusus juga supaya tercipta suasana akrab dan kekeluargaan serta menciptakan kesan seakan berada dalam rumah sendiri.
“Saat pelaksanaan ritual Tumpeng Sewu malam kemarin kami di rumah salah seorang tokoh masyarakat Desa Kemiren Pak Tiyo yang mempunyai dokar hias,” imbuh Bu Ratna.
Lebih lanjut dia menambahkan dirinya sangat setuju terhadap usulan Tumpeng menu Pecel Pitik menjadi menu yang dijual kepada masyarakat umum seperti yang ada di salah satu Kampung yang menjual ayam panggang di kabupaten Magetan.
”Sekaligus sebagai salah satu solusi membangun keharmonisan keluarga dengan melestarikan budaya makan bersama dengan menyantap Tumpeng dengan menu khas masyarakat Osing Pecel Pitik,” pungkas Ratna.












