“Dulu saya beragama Hindu tiga tahun lalu saya menjadi mualaf. Saya ingin memperbaiki diri,” ujarnya.
Dia menuturkan program hapus tatto Polresta Banyuwangi sangat membantu masyarakat. Sebab apabila dilakukan secara mandiri, biayanya mencapai jutaan rupiah. “Jadi program ini sangat membantu,” terangnya.
Sementara Teknis Pelaksana Hapus Tatto, Novi Chabdra Pribadi mengatakan total ada 30 peserta yang mengikuti program hapus tatto. Program ini sudah kali kedelapan digelar di Banyuwangi.
“Program ini sudah dilaksanakan sejak tahun kemarin. Di Banyuwangi ini sudah kedelapan kali. Ke depan rencananya akan dirutinkan setiap bulan,” kata dia.
Novi menjelaskan proses penghapusan tidak bisa hanya sekali proses. Artinya perlu beberapa kali tahapan penghapusan.
“Jenis tatto, tinta, usia tatto dan kedalaman tusukan menjadi penentu lama dan tidaknya proses penghapusan. Untuk penanganan ada yang cukup 5 kali, bahkan 10 kali baru bisa hilang,” pungkasnya.












