Di lahannya, Nuryanto juga menanam rumput gajah untuk pakan domba-dombanya. Ini menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu mencari rumput di tempat lain.
“Saya juga membuat fermentasi rumput gajah yang bisa tahan sampai tiga hari. Jadi, saya tidak perlu mengambil rumput setiap hari,” ungkapnya.
Setelah tiga tahun menerapkan sistem pertanian terpadu, Nuryanto mengakui lahannya semakin subur dan hasil panen lebih baik. “Beras saya lebih enak dan pulen,” ujarnya.
Bupati Ipuk berharap sistem ini dapat diterapkan pada kelompok tani di Banyuwangi. “Ini contoh penerapan konsep pertanian berkelanjutan. Pertanian terpadu terbukti menguntungkan karena semua proses saling terkait, baik tanaman pangan maupun peternakan. Semoga ilmunya bisa ditularkan ke petani sekitar,” kata Ipuk.
Menurut Ipuk, konsep pertanian terpadu lebih ramah lingkungan dan mampu menekan biaya produksi. Pemkab terus mendorong pertanian terpadu ini dengan memberikan pendampingan, transfer ilmu dan teknologi, serta bantuan peralatan seperti chopper rumput untuk pakan fermentasi.
Pemkab juga rutin memberikan bantuan pupuk organik cair (POC). Hingga saat ini, bantuan POC yang telah disalurkan mencapai 466.636 liter atau setara 83.524 hektar. (*)











