Kirab Endog – Endogan SMKN Ihya’Ulumudin Meriahkan Perayaan Maulid Nabi Muhammad

by -445 Views
Wartawan: Hari Purnomo
Editor: Herry W Sulaksono

“Meskipun sederhana, kegiatan ini memastikan kenyamanan siswa dan guru, baik selama proses belajar mengajar maupun dalam berbagai acara lainnya, terus terjaga dan saling mendukung,” harap Maliki.

Perlu diketahui, Tradisi Endog-endogan telah menjadi bagian dari Banyuwangi sejak tahun 1911, menurut catatan sejarah. Kisah lisan masyarakat mengatakan bahwa K.H. Abdullah Faqih, santri dari ulama terkenal Kyai Syaikhona Kholil, pertama kali mencetuskan tradisi ini. Kyai Syaikhona Kholil pernah mengibaratkan telur sebagai simbol penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa.

Kemudian, Abdullah Faqih mengumpulkan telur rebus, menghiasnya, dan menancapkannya pada batang pohon pisang yang disebut jodhang.

Awalnya, tradisi ini menggunakan telur bebek karena saat bertelur, bebek cenderung tenang dan diam, sehingga telurnya dimaknai sebagai perlambangan orang yang bersedekah secara diam-diam.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat menggantinya dengan telur ayam karena lebih mudah didapatkan. Telur dalam tradisi Endog-endogan juga memiliki arti khusus. Telur yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu kulit, putih telur, dan kuning telur, melambangkan Iman, Islam, dan Ihsan. Sementara batang pohon pisang, yang dapat tumbuh kembali, memiliki makna pantang menyerah.

iklan warung gazebo