Ketua DPRD Banyuwangi : Tradisi Adat Keboan Desa Aliyan Menjaga Keberlanjutan Identitas Budaya

by -1373 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono


Tradisi adat Keboan Desa Aliyan ini juga merupakan wadah yang mengandung pengetahuan dan kearifan lokal yang telah teruji selama bertahun-tahun. Pelestarian tradisi adat keboan berarti wawasan pengetahuan dan kearifan lokal yang berharga bagi perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Banyuwangi ini.

Sosok pria yang mendapat penugasan partai sebagai calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI PDI Perjuangan Dapil Jatim III ini mengatakan, tradisi adat keboan Alyan merupakan warisan budaya yang berharga dan perlu dilestarikan. Melestarikan tradisi adat berarti menjaga keberlanjutan identitas budaya, konservasi pengetahuan dan kearifan lokal, serta mendorong pengembangan pariwisata budaya.


”Dengan pendidikan, dukungan pemerintah, dan kolaborasi yang baik, tradisi adat keboan Desa Aliyan ini dapat terus hidup dan menjadi kebanggaan bagi generasi sekarang dan mendatang,” ucap Made Cahyana.

Sekedar diketahui, di Banyuwangi sendiri, hanya terdapat dua desa yang masih menjalankan tradisi ini, yaitu Desa Aliyan dan Alasmalang. Tujuan dari dilakukannya ritual ini pada umumnya sama, hanya saja alur pelaksanaannya berbeda di masing-masing desa. Di desa Aliyan, tradisi ini dilakukan dalam lima tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan dengan memasang umbul-umbul di sepanjang jalan desa.

Tahap kedua dengan membuat kubangan yang lokasinya disesuaikan rute arak-arakan manusia kerbau. Kubangan tersebut melambangkan persemaian padi yang akan menghasilkan butir-butir beras. Tahap ketiga dengan membuat gunungan hasil bumi berupa buah-buahan dan hasil bumi lainnya. Tahap keempat dilakukan dengan mengarak manusia kerbau ke seluruh penjuru desa. Tahap terakhir adalah ngurit, yaitu mempersembahkan benih padi kepada para petani untuk ditanam./////

iklan warung gazebo