Sedikitnya ada 11 ekor kuda yang ikut menari dalam pertunjukan tersebut, beriringan dengan musik khas gandrung yang dimainkan sepanjang hari.
Para penari dan pemilik kuda datang dari berbagai daerah, seperti Kecamatan Genteng, Kecamatan Kabat, Banyuwangi Kota, hingga Kecamatan Kalipuro.
“Kami sangat senang bisa tampil kembali. Ini adalah bagian dari kesenian yang sangat kuno yang harus tetap kita jaga dan lestarikan,” pungkas Rudi.
Masyarakat yang hadir tampak antusias menikmati pertunjukan yang kini semakin langka ini. Harapannya, kehadiran Jaran Paju Gandrung kali ini bisa menjadi awal dari kebangkitan kembali salah satu warisan budaya Banyuwangi.











