Selain sebagai ajang pelestarian budaya, pawai ini juga memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Ratusan pedagang kaki lima dan usaha mikro kecil (UMK) memanfaatkan momentum ini dengan berjualan di sepanjang rute pawai. Berbagai jenis dagangan ditawarkan, mulai dari jajanan pasar, aneka kuliner, mainan anak-anak, hingga minuman.
Inggrid (42), salah satu pedagang gorengan dan minuman, merasakan berkah dari acara ini. “Alhamdulillah ramai dari pagi sampai malam. Saya bahkan harus menambah stok karena kehabisan. Keuntungannya seperti seminggu jualan biasa,” ungkapnya gembira.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya pelestarian budaya lokal sekaligus pemersatu masyarakat. “Pawai lampion ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak dulu. Kami ingin melestarikannya sebagai bagian dari kekayaan budaya kita, sekaligus meningkatkan kebersamaan dan keharmonisan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ipuk berpesan agar setiap anggota pramuka menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. “Pramuka dikenal dengan sikapnya yang suka menolong. Saya berharap mereka bisa turut membantu memberikan solusi atas masalah sosial di sekitar kita,” pungkasnya. (*)












