Selanjutnya dia mengungkapkan dalam kondisi normal pusat oleh-oleh dan outlet penyedia jajanan tradisional khas Banyuwangi mengajukan dua kali permintaan dalam satu minggu. Dalam liburan panjang atau long weekend tepatnya pas hari libur kenaikannya lebih dari 100 persen.”Itu yang kami rasakan secara pribadi dan tidak menutup kemungkinan dirasakan para pelaku UMKM yang lain,” imbuhnya.
Saat ini dengan fokus pada satu produk Bagiak dengan berbagai varian rasa, antara lain; keju, original, susu dan lain sebagainya, dalam satu pengiriman ke outlet yang menyediakan makanan dan minuman khas Banyuwangi jumlahnya bisa mencapai 400 kotak dengan nilai uang sekitar Rp. 4,6 juta, lanjut Eko.
Lebih lanjut dia menambahkan harga jual kue “Bagiak” produksi Harum Jaya Banyuwangi pada dasarnya hampir sama dengan harga jual yang ditawarkan oleh para pelaku UMKM yang lain.
“Sebagai pelaku usaha tidak perlu mengambil untung terlalu tinggi yang penting faktor kalinya yang bisa menentukan. Buat apa kita jual terlalu tinggi apabila mereka istilahnya tidak membeli lagi,” tambah Eko.
Dia menjual produk ke toko-toko dan pusat oleh-oleh dengan harga per pack bervariasi mulai dari Rp. 11 ribu sampai dengan Rp. 13 ribu. Sedangkan harga jual toko dan pusat oleh-oleh kepada pembeli dan konsumen tentunya juga bervariasi.”Satu outlet dengan yang lain tentunya tidak sama karena mereka harus membayar karyawan , bayar pajak dan lain-lain. Kenyataanya setiap minggu mereka mengajukan permintaan pengiriman berarti kan laku,” pungkas Eko.












