​Situbondo, seblang.com – Janji pelaksanaan ibadah umroh yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Situbondo pada Januari 2025 lalu menuai kekecewaan mendalam dari salah satu pesertanya, Ibu Ernawati, Warga Kelurahan Dawuhan yang juga tercatat sebagai pengurus Muslimat PCNU Situbondo ini, merasa malu dan gagal di hadapan putranya setelah perjalanan umroh yang diyakininya amanah ternyata jauh dari kesepakatan.
​Ibu Ernawati mendaftarkan diri bersama orang tua dan putranya dengan keyakinan penuh terhadap lembaga PCNU.
Menurutnya, ​kekecewaan didasari oleh realita perjalanan yang sangat berbeda dari yang dijanjikan. Setiap jemaah membayar sekitar Rp 26.500.000 berbeda dengan pengurus sendiri dengan kesepakatan durasi perjalanan selama 16 hari.
​Waktu perjalanan banyak terbuang untuk transit panjang di beberapa negara. Ibu Ernawati dan ibunya hanya menjalani ibadah di Mekkah selama 4 hari dan singgah sebentar di Madinah (tidak menginap), padahal total waktu yang dijanjikan dalam brosur tersebut adalah 16 hari, 8 hari di Mekah, 6 hari di Madinah.
​Titik terparah kekecewaan Ibu Ernawati adalah kegagalan putranya untuk menunaikan ibadah umroh. Diketahui, Ibu Ernawati dan putranya ditempatkan di kelompok penerbangan yang terpisah.
​”Paling parahnya lagi, dalam perjalanan ibadah umroh saya tidak menjadi satu kelompok dengan putra saya. Anak saya yang masih transit dan posisinya di Bangkok, mengalami sakit. Karena terlalu lama di perjalanan dan tidak memungkinkan untuk periksa atau pergi ke rumah sakit, putra saya akhirnya memilih untuk pulang kembali ke Indonesia,” jelas Ibu Ernawati
​Hal ini menyebabkan kerugian materiil dan non-materiil, mengingat putranya telah menabung bertahun-tahun dan mengambil cuti hanya untuk beribadah ke Tanah Suci, namun kandas di tengah jalan.
