“PR kita sekarang adalah bagaimana menjaga dan mengembangkan bandara Banyuwangi sebaik-baiknya. Ini tidak sekadar bangunan dengan fungsinya yang tertentu, tapi ini adalah ikon daerah,” tegas Ipuk.
Menurut Andra Matin, arsitek bandara Banyuwangi, succes story di Banyuwangi itu menginspirasi daerah lain untuk mengadaptasi konsep yang sama. “Kami kemudian diminta untuk mendesain bandara dengan konsep serupa,” terang Andra Matin.
Tiga bandara yang sedang proses pembangunan di Sumatera Utara dan Papua Barat di atas, merupakan rancangan Andra Matin. Selain itu, Andra juga menggelar workshop bersama sejumlah arsitek lainnya untuk membangun bandara dengan konsep serupa. Dari hasil workshop itu, dihasilkan 12 rancangan bandara dengan konsep senada.
Di antaranya adalah Bandara Teluk Dalam, Salakanegara, Paloh, Maratua, Kabir-Alor, Pohuwato, Banggai Laut, Sitaro, Reni, Kabare, Dorekar, dan Misool. Tersebar dari ujung barat hingga timur Indonesia.
Perlu diketahui, pameran tersebut akan berlangsung hingga 8 Juli 2023. Disajikan secara kronologis bagaimana proses perencanaan hingga pembangunan bandara Banyuwangi. Adapula sejumlah maket bandara yang terinspirasi oleh bandara Banyuwangi.
Tidak sebatas tentang bandara, pameran juga menampilkan profil para peraih Aga Khan Award for Arcithecture dari masa ke masa. Termasuk beberapa di antaranya yang berasal dari Indonesia. Selain dua bandara, beberapa bangunan di Indonesia juga tercatat pernah meraih penghargaan yang sama. Mulai dari masjid, pesantren hingga komplek perkampungan. (*)











