“Yang kedua, Ketua Umum PKB itu kan Cak Imin, sementara Bu Hikmah ini siapa Sekjen PKB? atau Ketuanya ketua?, kok sudah kemajon, duduk di kursi dua Ketua Umum,” bebernya.
Adeng-pun menghormati dengan adanya tawaran menduetkan Sanusi dan Lathifah, apalagi Sanusi merupakan bagian dari kader PDI Perjuangan.
“Setelah saya baca dari beberapa link berita yang dikirim teman-teman wartawan, manuver Bu Hikmah, itu menandakan beliau lagi bersemangat, saking semangatnya, beliau sampai lupa kalau ada yang kurang pas dari pernyataan beliau,” terangnya.
Saat ini PDI Perjuangan masih berproses untuk menentukan siapa yang layak maju pada Pilkada Kabupaten Malang.
“Abah Sanusi sampai saat ini masih tercatat sebagai kader PDI Perjuangan yang ber-KTA, sehingga masih terikat dengan mekanisme yang berlaku di PDI Perjuangan. Sebagai kader, beliau bersama Abah Gunawan sedang berproses mengikuti tahapan sebagai Bakal Calon Kepala Daerah. Sehingga sikap Bu Hikmah selaku pengurus PKB menawarkan Abah Sanusi sudah offside, dulu pilkada 2020 di lepeh, setelah ditempa oleh PDI Perjuangan mau direbut kembali,” tandas Cak Adeng.
Cak Adeng berharap alangkah baiknya jika Paslon untuk Pilkada nanti terbentuk secara alami tanpa ada desakan, calon PDIP baik itu Gunawan maupun Sanusi imasih intens membangun komunikasi dengan partai lain
“Abah Gun sebenarnya juga sedang inten membangun komunikasi dengan Bu Nyai Latifah, bahkan setelah berkegiatan disingosari bareng Abah Sanusi, malamnya Bu Nyai Latifah konsolidasi di Hotel Regent bersama Febri anaknya Abah Gun, dan Kang Zia Sekretaris DPC Gerindra, artinya Bu Nyai Latifah hari ini sedang mengumpulkan bahan disertasi, jadi kita tunggu saja kesimpulan yang akan dibuat beliau. Biarlah perjodohan ini berjalan alami gak perlu didesak dengan narasi berlebihan, apalagi membawa-bawa nama tokoh agama, padahal itu hanya klaim-klaim personal untuk memuluskan kepentingannya,” pungkasnya.











