Pemkab Banyuwangi menyiapkan buffer zone di Terminal Sritanjung dan kawasan Grand Watu Dodol untuk mengurai kepadatan kendaraan, termasuk pengaturan parkir truk logistik agar tidak menumpuk di jalur pantura.
“Kami juga akan menyiapkan posko layanan, fasilitas kesehatan, IGD, ambulans, serta bersinergi dengan Polresta, TNI, dan OPD terkait,” jelasnya.
Selain itu, Pemkab memperkuat pengamanan perlintasan sebidang kereta api, memasang rambu dan marka tambahan, melakukan edukasi masyarakat, serta berkoordinasi dengan BMKG, BPBD, SAR, dan Pertamina terkait antisipasi cuaca ekstrem dan ketersediaan BBM.
“Tentunya kami ingin memastikan masa libur Nataru bisa dinikmati dengan aman, nyaman untuk semua masyarakat,” tambah Ipuk.
Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry (Persero) Heru Widodo menyebut puncak arus penyeberangan diperkirakan terjadi pada 21–23 Desember menjelang Natal serta 28–29 Desember menjelang Tahun Baru. Untuk itu, ASDP menyiapkan skenario operasi kapal dengan penyesuaian armada sesuai tingkat kepadatan.
“Pada kondisi normal kami operasikan 28 kapal, saat padat 30 kapal, dan saat sangat padat hingga 32 kapal, serta penempatan buffer zone di Ketapang dan Gilimanuk,” ujarnya.
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryo Nugroho memastikan pengamanan terpadu telah disiapkan di seluruh jalur transportasi selama periode Nataru.
“Kami memastikan pengamanan Nataru berjalan optimal mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026, baik di jalan tol, jalur arteri, pelabuhan, tempat ibadah, maupun kawasan wisata. Malam ini kami juga menyeberang ke Gilimanuk untuk meninjau langsung jalur darat menuju Bali,” tegasnya.
Rapat koordinasi tersebut turut dihadiri Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Danantara, Ditlantas Polda Jatim, Dishub Provinsi Jatim, ASDP Ketapang, Kapolresta Banyuwangi, Danlanal Banyuwangi, Kapolres Jembrana, Dishub Jembrana, Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap), serta stakeholder terkait lainnya. (*)












