Menariknya, pengelolaan kebun dilakukan oleh ibu-ibu kader kesehatan desa. Satar menegaskan bahwa peran perempuan sangat penting dalam membangun ketahanan pangan keluarga.
“Selain menjaga gizi anak, ini juga membuka peluang tambahan pendapatan bagi para ibu rumah tangga. Mereka sudah lama mengabdi sebagai kader kesehatan, kini mereka bisa ikut berdaya secara ekonomi,” tandas Satar.
Program B2SA di Pakis merupakan bagian dari skema pemberdayaan yang lebih luas, termasuk pelatihan digital marketing, perizinan peternakan, dan pengelolaan limbah.
“Harapan saya konsep ini bisa direplikasi di desa-desa lain se-Kabupaten Malang sebagai model ketahanan pangan berbasis masyarakat,” terang Satar.
Sementara itu, Kepala Bidang Konsumsi dan Penganeka ragaman Pangan DKP Kabupaten Malang Dyah Desianti P menjelaskan, program pangan B2SA dan Kebun B2SA ini merupakan program Pokok Pikiran dari Legislatif dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
“Program ini adalah programnya Bapak Bapak anggota dewan, nantinya disetiap desa ada satu Pangan B2SA dan Kebun B2SA, dan di seluruh Kabupaten ada 42 titik program ini. Untuk hari ini adalah pelatihan pangan lokal dimana kami mengajarkan membuat masakan dengan bahan utamanya dari lokal wilayah ini,” pungkas Dyah.//////











