Oleh : Andang Subaharianto
Kamis hingga Sabtu kemarin saya berkegiatan di Hotel Ketapang Indah, Banyuwangi. Di sepanjang perjalanan sejak Kalibaru hingga Ketapang Indah saya melihat gambar sejumlah tokoh.
Mereka adalah tokoh-tokoh Banyuwangi yang hendak meramaikan hajatan politik lokal, pemilihan kepala daerah (pilkada/pilbup), 27 November 2024. Meriah juga rupanya.
Saya segera menghubungi kawan yang kebetulan tokoh senior di sebuah partai politik (parpol) di Banyuwangi, Mas Eko, demikian saya biasa memanggilnya. Saya yakin kawan ini bisa menjawab yang mau saya tanyakan.
Di sepanjang jalan yang saya lewati kemarin saya malah tidak banyak menemukan gambar Ipuk Fiestiandani, bupati Banyuwangi. Benarkah ia akan mencalonkan lagi? Akan berpasangan dengan siapa?
Kabarnya, Ipuk sudah pisah kongsi dengan Sugirah, wakilnya. Saya malah melihat gambar Sugirah di beberapa titik. Tampaknya, pria petani yang sukses menjadi wakil bupati itu hendak maju sebagai calon bupati.
Gambar Yusuf Widyatmoko, wakil bupati zaman Bupati Abdullah Azwar Anas, juga banyak. Mas Yusuf, demikian saya biasa menyapanya, rupanya akan mengadu peruntungan lagi. Ia menantang Ipuk pada pilbup yang lalu.
Maka, saya bertanya kepada kawan saya itu. Dan, benar, saya langsung dikirim link berita Radar Banyuwangi (26/07/2024, pukul 13.38). Inti beritanya, istri Menpan RB Abdullah Azwar Anas itu mendapat rekomendasi lagi dari partai pemenang pemilu di Kabupaten Banyuwangi, PDI Perjuangan (PDI-P).
Rekomendasi PDI-P itu menambah rekomendasi yang sudah dikantongi Ipuk, yakni dari Partai Nasdem dan Gerindra. Kabarnya, Partai Demokrat yang memiliki 7 kursi DPRD Banyuwangi juga mengusung Ipuk.
Dengan rekmendasi dari PDI-P tersebut, Ipuk dapat melenggang kembali sebagai calon Bupati Banyuwangi periode 2024-2029.
PDI-P Banyuwangi sebenarnya dapat mengusung sendiri calon bupati. Pada pemilu 2024 lalu, PDI-P berhasil meraup lebih 20 persen perolehan suara dan merebut 11 kursi dari total 50 kursi DPRD Banyuwangi.
Dengan tambahan kursi dari Partai Nasdem (7 kursi), Partai Gerindra (6 kursi), dan Demokrat (7 kursi), maka partai pengusung Ipuk (untuk sementara) genap memiliki 31 kursi DPRD Banyuwangi. Jauh melampaui kebutuhan minimum.
Lalu, Ipuk akan berpasangan dengan siapa? Kawan saya itu mengirimkan gambar Ipuk berpasangan dengan Mujiono, Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi. “Nggih, sudah pasti, Mas,” kata Mas Eko via WhatsApp.
Ini pasangan menarik di mata saya. Keduanya bukan orang baru di pemerintahan. Ipuk sudah menahkodai Banyuwangi sejak 26 Februari 2021 bersama wakilnya, Sugirah.
Ipuk juga cukup lama berstatus “istri bupati”, dua periode jabatan Bupati Anas (2010-2020). Sebagai istri bupati, memang tak langsung berhadapan dan mengeksekusi urusan pemerintahan, tapi tentu saja mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tak langsung.
Sementara itu, Mujiono juga bukan orang baru. Ia adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi. Mujiono juga pernah menjabat sebagai pelaksana harian (Plh) Bupati Banyuwangi, sebelum Ipuk-Sugirah sebagai pemenang pilbup 2020 dilantik. Ia ordal (orang dalam) yang kenyang liku-liku birokrasi pemerintahan daerah.
Mujiono ternyata juga pernah meniti karier sebagai akademisi di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi. Bahkan, pernah pula memimpin Fakultas Teknik Untag Banyuwangi sebagai dekan.
Gambar yang dikirim kawan saya itu lalu saya telisik secara semiotik. Ipuk berkacamata, berbaju dengan kerudung warna putih, tersenyum tipis. Mujiono berkacamata, bersongkok hitam, berbaju putih. Juga tersenyum tipis.