Titus juga menyoroti pemanfaatan Aplikasi Mobile JKN sebagai alat pengawal mutu di fasilitas kesehatan, terutama dalam mengatasi persoalan antrean layanan.
“Aplikasi Mobile JKN menghadirkan banyak fitur yang memudahkan peserta, termasuk efisiensi waktu tunggu. Peserta bisa datang ke fasilitas kesehatan lebih tepat waktu. Ada juga fitur skrining promotif–preventif dan fitur display tempat tidur yang menampilkan ketersediaan kamar secara transparan. Kami dorong seluruh rumah sakit rutin memperbarui datanya,” tambahnya.
Dari sisi fasilitas kesehatan, Manager Marketing RS Yasmin, Agus Riyanto, menegaskan komitmen rumah sakit untuk memberikan layanan yang sesuai standar.
“Kepuasan peserta menjadi ukuran. Jika regulasi mengharuskan update ketersediaan kamar di Mobile JKN, itu kami jalankan. Peserta bisa cek kamar lewat telepon maupun aplikasi. Untuk rawat jalan, berbagai fitur di Mobile JKN juga sangat membantu,” terang Agus.
Menutup diskusi, Titus kembali mengingatkan bahwa layanan JKN tidak hanya berfokus pada kuratif, tetapi juga penguatan layanan promotif–preventif. Termasuk implementasi Program Rujuk Balik (PRB) untuk pasien penyakit kronis stabil, serta Skrining Riwayat Kesehatan (SRK) yang menjadi program unggulan 2025.
“SRK diharapkan menjadi acuan pemeriksaan lanjutan ke dokter dan deteksi dini potensi penyakit. Upaya promotif–preventif ini sudah lama berjalan, bahkan sejak masa Askes. Di era BPJS Kesehatan, kami memperluasnya agar masyarakat mendapat perlindungan kesehatan yang lebih komprehensif,” tegas Titus.///////
